Rabu, 21 Desember 2011

Hawking Mungkin Salah Mengartikan Tuhan


NASA/Paul E. Alers Stephen Hawking


LONDON, TI — Pendapat ilmuwan terkemuka asal Inggris, Stephen Hawking, yang mengabaikan peran Tuhan dalam penciptaan alam semesta tak sepenuhnya ditentang. Koleganya di Universitas Cambridge menduga Hawking mungkin salah mengartikan Tuhan sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab suci.

"Istilah Tuhan yang coba diungkap Stephen Hawking bukanlah Tuhan pencipta seperti yang dipercayai Ibrahim, yang merupakan penjelasan terbaik untuk menjelaskan mengapa sesuatu ada," ujar Denis Alexander, Direktur The Faraday Institute for Science and Religion, Jumat (3/9/2010).

Menurutnya, istilah Tuhan yang dikatakan Hawking adalah perwujudan yang mengisi celah-celah dalam ilmu sains yang belum terungkap. Padahal, pandangan terhadap sains dan keyakinan agama berbeda. Ia berpendapat, sains menjelaskan sesuatu dengan narasi yang hebat tentang terjadinya sesuatu, sementara teologi merupakan makna dari narasi tersebut.

Fraser Watts, seorang pendeta Anglican dan juga pakar sejarah sains dari Cambridge, mengatakan, keberadaan alam semesta bukanlah bukti adanya Tuhan. "Tuhan sebagai Pencipta merupakan penjelasan yang paling masuk akal dan kredibel untuk mencari tahu mengapa alam semesta ada, dan ada pendapat lebih masuk akal kalau Tuhan ada daripada tidak ada. Pandangan semacam ini tidak luluh dengan apa yang dijelaskan Hawking," katanya.

Dalam buku terbarunya berjudul The Grand Design yang akan segera terbit pada 9 September mendatang di Inggris, Hawking meyakinkan bahwa "M-Theory", sebuah bentuk dari string theory, bisa menjelaskan penciptaan alam semesta. Menurutnya, alam semesta bisa tercipta secara spontan karena adanya hukum gravitasi. "Tidak perlu membawa-bawa Tuhan seolah-olah Ia yang memicu terciptanya alam semesta," tulis Hawking.
Sumber :

CNN

3 komentar:

Ron Krumpos mengatakan...

In "The Grand Design" Stephen Hawking postulates that M-theory may be the Holy Grail of physics...the Grand Unified Theory which Einstein had tried to formulate, but never completed. It expands on quantum mechanics and string theories.

In my free ebook on comparative mysticism, "the greatest achievement in life," is a quote by Albert Einstein: "...most beautiful and profound emotion we can experience is the sensation of the mystical. It is the sower of all true science. To know that what is impenetrable to us really exists, manifesting itself as the highest wisdom and most radiant beauty - which our dull faculties can comprehend only in their primitive form - this knowledge, this feeling, is the center of all religion."

E=mc², Einstein's Special Theory of Relativity, is probably the best known scientific equation. I revised it to help better understand the relationship between divine Essence (Love, Grace, Spirit), matter (mass/energy: visible/dark) and consciousness (f(x) raised to its greatest power). Unlike the speed of light, which is a constant, there are no exact measurements for consciousness. In this hypothetical formula, basic consciousness may be of insects, to the second power of animals and to the third power the rational mind of humans. The fourth power is suprarational consciousness of mystics, when they intuit the divine essence in perceived matter. This was a convenient analogy, but there cannot be a divine formula.

Diego Perin mengatakan...

I conceive this site contains some very fantastic information for everyone : D.

Virgina Lovelace mengatakan...

Some genuinely prize content on this internet site , saved to favorites .

Posting Komentar

print this page

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Bluehost Coupons